pernah ada didekat aliran sungai batanghari, Provinsi Jambi. Ya, di
disebuah DAS (daerah aliran sungai) Batanghari telah ditemukan sebuah
jejak peradaban kuno yang kemudian dikenal dengan mana "Situs Muara
Jambi". Situs ini merupakan peninggalan peradaban masyarakat Jambi
kuno di abad IX hingga XIV.
Posisinya secara topografis cukup unik. Situs ini terlelal di tanggul
alam kuno (natural leeve) yang membentang sepanjang 12 km di tepian
sungai Batanghari. Karena terletak di atas tanggul akan kuno maka
ketika Batanghari meluap situs itu tidak pernah kebanjiran.
Di situs itu ditemukan sedikitnya 80 titik yang diperkirakan candi.
Untuk menghubungkan satu candi dengan candi lainnya diduga dulunya
terdapat kanal-kanal yang bisa dilalui perahu. Semasa aktifnya mungkin
kanal-kanal Situs Muara Jambi menyerupai kota Venesia, dimana sistem
transportasi tebob penduduknya menggunakan perahu.
Semua candi di Situs Muara Jambi terbuat dari bata merah. dari 80
candi itu baru 7 candi yang selesai di ekskavasi, yaitu candi kedaton,
gedong1, gedong2, tinggi, gumpung, kembar batu, astano dan sebuah
kolam pemandian, Talago Rajo. Yang lainnya masih terkubur di belantara
hutan dan perkebunan penduduk. Penduduk setempat menyebutnya "Menapo",
yang artinya gundukan tanah yang mengandung struktur bata di dalamnya.
Bisa dibayangkan bagaimana besarnya situs itu jika ke 80 kompleks
candi yang ditemukan berhasil di ekskavasi.
Situs ini merupakan "harta karun" yang tak terminai harganya bagi
dunia arkeologi indonesia. Sampai saat ini masih ditemukan sisa
keramik, arca dan benda logam oleh penduduk setempat.
°¤sumber : majalah misteri¤°
0 komentar:
Posting Komentar